Skripsi
Nasionalisme dalam pemikiran pendidikan Islam: Study komparasi pemikiran KH Syaifudin Zuhri dan Ki Hajar Dewantoro
Semangat nasionalisme merupakan unsur penting dari bangunan sebuah Negara. Nasionalisme dalam hal pembangunan Negara seutuhnya disini tidak hanya diartikan sebagai pembangunan infrastruktur keras (hard infrastucture) seperti jalan raya, pabrik-pabrik, jembatan antar pulau dan lain sebagainya, tapi yang dimaksud nasionalisme disini adalah pembangunan infrastruktur lunak (soft infrastucture) misalnya meneguhkan kembali semangat cinta tanah air, keadilan, etika hukum, tolong mnolong dan lain sebagainya yang merupakan identitas asli bangsa Indonesia. Peneguhan kembali identitas bangsa saat ini sebagai bagian dari upaya menjaga eksistensi nasionalisme Negara mutlak diperlukan, karena ditengah gelombang arus globalisasi yang mengancam serta mengusik keberadaan nasionalisme berkonsekuansi pada kian kaburnya budaya nasional dan membaurnya identitas bangsa. Peneguhan budaya tanding (counter culture) yang berguna sebagai pembendung budaya global yang mengancam identitas sebuah bangsa menjadi sebuah keniscayaan pada skala prioritas sekarang. Mengingat globalisasi tidak hanya berdampak pada semakin tingginya daya saing pada bidang teknologi dan informatika, namun juga berkonsekuen pada terjadinya akulturasi budaya asing secara besar-besaran kedalam budaya Nasional, sehingga semakin Nampak ketidak jelasnya budaya asli sebuah bangsa.rnMelihat betapa pentingnya mempertahankan semangat nasionalisme diatas sebagai salah satu upaya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, maka penelitiaan kali ini penulis mengangkat judul Nasionalisme Dalam Pemikiran Pendidikan Islam (Study Komparasi Pemikiran KH Syaifudin Zuhri dan Ki Hajar Dewantoro) yang memaparkan tentang upaya internalisasi nasionalisme dalam perspektif pendidikan Islam. Pada penelitian kali ini, penulis sengaja mengangkat dua tokoh yakni KH Saifuddin Zuhri dan Ki hajar Dewantara yang mereprensentasikan semangat nasionalisme melalui agama, budaya dan pendidikan.rnPenelitian kali ini, sengaja menguak sisi nasionalisme dari kedua tokoh diatas yang secara faktual historis terlibat dalam percaturan politik Indonesia pra kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan. Sehingga, secara bobot pengalaman akademis dan perjuangannya, mereka mempunyai keunikan cara pandang masing-masing dalam mengaplikasikan nasionalisme dalam tiap jengkal perjuangannya melawan penjajah dan kebodohan di Indonesia. Zuhri yang berlatar belakang agamis dan Ki Hajar yang mempunyai background kebudayaan yang kental, memberikan warna tersendiri dari konstelasi pembangunan semangat cinta tanah air di Indonesia saat itu. rn
T-2013/PAI/199 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain