Skripsi
Implementasi penanganan trauma psikologis pada siswi korban kekerasan seksual melalui terapi Self-Healing: studi kasus di Women’s Crisis Center Jombang
Kekerasan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan reaksi negatif seperti malu, marah, benci, tersinggung, dan sebagainya pada diri individu yang menjadi korban pelecehan tersebut. Rentang kekerasan seksual ini sangat luas, yakni meliputi: main mata, siulan nakal, komentar berkonotasi seks atau gender, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual hingga perkosaan.rnSelf-healing adalah fase yang diterapkan pada proses pemulihan diri (umumnya dari gangguan psikologis, trauma, dll), didorong oleh dan diarahkan oleh pasien, sering hanya dipandu oleh insting. Proses tersebut menghadapi nasib campuran karena sifat amatir, meskipun motivasi diri merupakan aset utamarnUntuk mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam penelitian, maka dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: (1)Bagaimana kondisi anak yang mengalami trauma psikologis sebagai dampak korban kekerasan seksual di Women’s Crisis Center Jombang. (2)Bagaimana pelaksanaan terapi Self-Healing dalam menangani trauma pskologis di Women’s Crisis Center Jombang. (3)Bagaimana hasil terapi Self-Healing dalam menangani trauma psikologis di Women’s Crisis Center Jombang.rnPendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara, sedangkan untuk analisanya menggunakan tekhnik analisis deskriptif kualitatif.rnDari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses terapi: Tahap pertama, (a)Pengenalan, (b)Kunjungan rumah; Tahap kedua, (a)Komunikasi personal, (b)Kontrak waktu, (c)Refleksi, (d)Terminasi; Tahap ketiga, (a)Penguatan keluarga, (b)Support group, (c)Follow up. Dengan hasil terapi, anak berangsur-angsur mulai melupakan trauma pada kejadian yang menimpanya.rnAdapun saran-saran yang disampaikan penulis adalah sebagai berikut: (1) Proses terapi yang harus lebih terperinci secara lebih detail yang bertujuan mengurangi hambatan-hambatan pada kegiatan terapi, dan berjalan dengan efektif. (2)Diperlukan sarana dan prasarana khusus bagi keperluan terapi agar kegiatan pendukung pada terapi bisa berjalan secara maksimal. (3)Disarankan Lebih terbuka dalam menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam menangani permasalahan anak.rn
T-2013/KI/064 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain