Artikel
Terjemah Puitis Al-Qur'an di Jawa Barat: Terjemah Al-Qur’an Berbentuk Puisi Guguritan dan Pupujian Sunda
Kajian ini bertujuan menganalisis puisi guguritan dan pupujian Sunda yang digunakan sebagai pola terjemah Al-Qur’an. Keduanya merupakan puisi lokal yang dijadikan lirik tembang atau nyanyian. Guguritan dinyanyikan dengan diiringi kacapi-suling. Sedang pupujian atau nadoman merupakan nyanyian puji-pujian di pesantren dan mesjid-mesjid saat menunggu waktu shalat. Terdapat sedikitnya dua karya guguritan dan tiga karya pupujian Al-Qur’an. Dengan menggunakan kajian interteks dan analisis terjemah, kajian ini menunjukkan bahwa terjemah puitis guguritan dan pupujian lebih kompleks dibanding terjemah puitis lain, karena sangat terikat oleh aturan metrum sehingga cenderung mengarah pada terjemah tafsiriyah. Terjemahnya tidak terlalu taat pada bahasa sumber, karena mengutamakan kaidah puisi dan pencapaian makna. Kajian ini signifikan tidak saja menunjukkan resepsi orang Sunda terhadap Al-Qur’an dan sastra Arab, tetapi juga memperlihatkan komitmen orang Sunda terhadap Islam dan sastra Sunda. Sebuah upaya bagaimana orang Sunda menegosiasikan ekspresi estetiknya tentang kitab suci dengan menyerap sekaligus mempengaruhi sastra Islam ke dalam atau melalui sastra Sunda
Suh 20170343 | J 297.1 Suh | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain